Presiden Prabowo Subianto dalam kepemimpinannya mempunyai visi besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen. Untuk mencapai hal tersebut perlu kerja keras pemerintah dalam mengupayakan program-program strategis nasional sebagai penopang pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.
Pasca pelantikan sebagai Presiden Republik Indonesia 3 bulan yang lalu, Prabowo bersama dengan kabinetnya langsung tancap gas dalam mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi negara. Persiapan tersebut dilakukan dengan melakukan program strategis nasional serta usaha menutup kebocoran anggaran negara yang lari keluar negeri dari berbagai sektor.
Program strategis sebagai upaya pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen salah satunya adalah proyek ketenagalistrikan nasional. Tidak tanggung-tanggung dalam 3 bulan kinerja pemerintahan, Prabowo membuat gebrakan dengan meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan yang terdiri dari pembangkit, transmisi, dan gardu induk di 18 Provinsi. Sebagai informasi, peresmian proyek ketenagalistrikan ini merupakan yang terbesar di dunia dan tercatat sebagai sejarah hal ini terjadi di kepemimpinan Prabowo sebagai Presiden RI pasca 3 bulan menjabat.
Peresmian proyek besar ini merupakan bukti atas visi Prabowo yang menginginkan Indonesia harus berada pada swasembada energi demi kesejahteraan masyarakat. Salah satu tujuan swasembada energi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri tanpa bergantung pada impor serta mencapai keberlanjutan dan berdampak pada daya saing global. Dengan itu, Prabowo melihat dan menganggap bahwa swasembada energi sangat penting bagi Indonesia saat ini dan untuk masa depan bangsa.
Swasembada Energi juga akan berdampak pada pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, mengurangi emisi karbon, mengurangi polusi udara serta dapat membantu perubahan iklim. Untuk mencapai swasembada energi, pemerintah dapat memanfaatkan energi terbarukan dengan mempercepat transisi energi, dan mendorong diversifikasi sumber energi, dengan ini jelas terbukti bahwa peresmian proyek ketenagalistrikan ini merupakan upaya nyata Prabowo untuk mencapai swasembada energi.
Peresmian pembangkit-pembangkit listrik baru ini yang memiliki kapasitas dengan total 3.222,75 MW telah beroperasi dan mampu menjadi sumber pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan industri serta kawasan pembangunan baru dan wilayah-wilayah terpencil yang akses listriknya masih terbatas.
Dengan ini Pemerintah secara sadar mengetahui betapa pentingnya pemanfaatan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri. Kebutuhan akan ketersediaan pasokan Listrik yang andal, bersih dan terjangkau juga akan berdampak pada industri yang semakin tumbuh dan dapat menarik investasi, hal tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Peresmian 37 proyek ketenagalistrikan yang baru saja diresmikan Presiden Prabowo membuat kecukupan daya Listrik saat ini dan mampu mengurangi ketergantungan konsumsi BBM secara signifikan. Melihat hal ini, apa yang dilakukan pemerintah merupakan kunci untuk mencapai swasembada energi.
37 proyek strategis ketenagalistrikan ini meliputi 26 pembangkit Listrik dengan kapasitas 3.222,75 Megawatt (MW) dan 11 jaringan transmisi serta gardu induk sepanjang 739,71 kms dengan kapasitas 1.740 Megavolt Ampere (MVA).
Beberapa proyek pembangkit yang diresmikan seperti PLTA Jatigede menghasilkan 110 MW, PLTA Asahan 3 menghasilkan 174 MW dan PLTS di IKN yang menghasilkan 50 Megawatt Alternating Current (MWac) akan menjadi tulang punggung kelistrikan di wilayah masing-masing.
Selanjutnya 11 proyek transmisi dan gardu induk yang telah beroperasi akan langsung berkontribusi memperkuat pasokan Listrik dan mendukung percepatan industrialisasi serta hilirisasi.
Indonesia menuju kemandirian energi di masa depan semakin terlihat terang dengan usaha-usaha yang dilakukan Prabowo sebagai Presiden yang semuanya demi kemajuan bangsa dan negara. Pencapaian ini merupakan bukti bahwa Indonesia sebagai negara berkembang mampu menjadi negara maju sebagaimana yang dicita-citakan pada tahun 2045 sebagai Indonesia Emas.
Penekanan Prabowo agar Indonesia harus menjadi negara maju, menjadi negara industri yang menguasai teknologi untuk mengolah sumber daya alam menjadi barang untuk kebutuhan bangsa dan negara sudah sesuai dengan apa yang direncanakan sebagaimana swasembada energi, swasembada pangan dan hilirisasi harus tercapai.
Melihat ini semua kita menyadari bahwa Prabowo sebagai ahli strategi memang nyata, dimana apa yang direncanakannya dan apa yang dilakukannya semua mengerucut menjadi satu yakni mencapai Indonesia Emas 2045 dan Indonesia menjadi negara maju.